Kata-kata sedih bahasa Jawa dan artinya merupakan materi yang akan kita bahas di artikel ini. Kata-kata yang sedih secara umum dipakai oleh seseorang yang sedang merasakan kesedihan, bisa karena sedang putus cinta atau bahkan terkena musibah.
Tak ada salahnya sesekali memakai bahasa jawa sebagai kata-kata mutiara saat sedang merasakan kesedihan tersebut. Pastinya kata-kata yang kamu rangkai akan terkesan unik dan berbeda karena memakai kata-kata bahasa Jawa sedih.
Bahasa Jawa merupakan salah satu keberagaman bahasa yang ada di Indonesia. Bahasa Jawa sendiri memiliki keunikannya tersendiri sehingga kalimat yang diucapkan dapat terkesan lebih santai hingga bernada canda.
Setiap orang pasti memiliki kisah perjalanan hidupnya masing-masing dan tidak akan berjalan mulus begitu saja. Pasti ada kalanya kamu akan merasakan perasaan sedih, gundah atau kecewa. Saat merasakan perasaan itu, pasti kalian ingin mengungkapkannya melalui kata-kata sedih atau galau kepada orang lain, seperti menuliskan kata-kata sedih di media sosial.
Namun, kalian tidak ingin kan bahwa kata-katamu terkesan berlebihan hingga memunculkan komentar-komentar negatif dari pengikut media sosialmu yang malah semakin membuatmu merasa sedih.
Salah satu solusi yang bisa kalian gunakan yaitu dengan mencoba merangkai kata-kata sedih menggunakan kata sedih bahasa Jawa halus. Walau, bahasa Jawa sering kali terkesan candaan namun bahasa Jawa juga bisa secara ajaib menyulap kata-katamu menjadi suatu ungkapan yang dapat menyentuh hati para pembaca.
Berikut ini merupakan kumpulan kata-kata sedih versi bahasa Jawa yang sudah diterjemahkan oleh translator bahasa Jawa :
Kumpulan kata-kata sedih dalam bahasa Jawa tentang permasalahan kehidupan
Untuk kalian yang sedang memiliki masalah dalam kehidupan kalian, berikut ini contoh bahasa Jawa beserta artinya yang bisa kamu jadikan sebagai referensi agar kata-katamu semakin menyentuh hati.
- Musuh paling gedhe ning donya iki. Yen ora lambene tonggo, lambene konco (Musuh paling besar di dunia ini. Kalau bukan mulutnya tetangga, mulutnya teman)
- Ora peduli omongan tonggo, toh aku urip ora dibayari kono. (Tidak peduli dengan omongan tetangga, toh aku hidup tidak dibayari mereka)
- Aku rumangsa wedi ngrasakne seneng. Yen aku seneng ana sing ala mesthi kedadeyan. (Aku merasa takut untuk merasakan bahagia. Yen aku bahagia pasti ada musibah yang terjadi)
- Sing bisa mbatesi Aku, ikut kasunyatan. (Yang bisa membatasi diriku, itu hanyalah realita)
- Uripku kaya kuburan kanggo pangarep-arep sing tiwas. (Hidupku seperti kuburan untuk harapan yang sudah mati)
- Pangarepan iku sumbere lara ati. (Keinginan merupakan akar dari semua sakit hati)
- Aku nangis, dudu mergo aku gembeng, aku nangis mergo wis kesel etok-etok kuat terus. (Aku menangis, bukan karena aku cengeng, aku nangis karena lelah pura-pura kuat dalam waktu yang lama)
- Kudu semangat, sanadyan ora ono sing nyemangati. (Harus semangat, walaupun tidak ada yang menyemangati)
Bagaimana? Rangkaian kata-kata di atas sangat cocok untuk mengekspresikan segala permasalahan dalam hidup kamu yang sering terjadi, bukan? Walau begitu, kamu tetap bisa menyisipkan kata-kata dengan nada candaan di setiap rangkaian kata sedihmu.
Kumpulan kata-kata sedih dalam bahasa Jawa tentang permasalahan percintaan
Momen galau akibat masalah percintaan memang sering sekali terjadi di kalangan masyarakat. Rasa sakit hati yang mendalam menjadi alasan yang kuat untuk mengungkapkan kata-kata yang sedih. Berikut ini kata-kata sedih dalam bahasa Jawa yang bisa kamu gunakan untuk menyuarakan kesedihan tanpa terkesan berlebihan.
- Nelangsa rasane sing tak tresna sing nduwe. (Sedih rasanya yang aku sukai ada yang punya)
- Tresna kuwi pancen aneh, contone aku tresna kowe tapi kowe ora tresna aku. (Cinta itu memang aneh, contohnya aku cinta kamu tapi kamu tidak cinta aku)
- Aku sing loro ati ngopo wong liyo sing kowe obati? (Aku yang sakit hati kenapa orang lain yang kau obati?
- LDR kaya pacaran karo medi langka wujude. (LDR seperti pacaran dengan setan tidak terlihat wujudnya)
- Dadi pelari nek menang iso oleh medali emas nek mung dadi pelarian? Entuke mangan ati tok. (Menjadi seorang jika menang bisa dapat emas, kalau cuma pelarian? Cuma dapat makan hati saja)
- Cedak? Iyo, tresno? Banget, pacar? Dudu. (Deket? Iya, cinta? Banget, pacar? Bukan)
- Pantesan aku gering toh sing tak pangan harapan palsu. (Pantesan aku kurus, toh yang aku makan harapan palsu)
- Jarene wonge ikhlas de e karo sing liyo. Kok iseh ngomong e “Nek Tuhan ora bakal mbales lan karma sing mbales”. Ah, mbok wes meneng wae luwih apik. (Katanya sudah ikhlas kalau dia bersama orang lain. Kenapa bilangnya masih “Kalau Tuhan tidak akan membalas dan karma bagi yang jahat”. Ah, sudahlah diam lebih baik)
- Janjimu, tresnamu gede. Nyatane saiki kowe tinggalne. (Janjimu, cintamu besar. Kenyataannya sekarang kamu pergi)
- Kowe koyo bintang sing indah didelok tapi susah untuk digapai. (Kau seperti bintang yang indah dilihat tetapi susah untuk digapai)
- Wis kadung ngomong sayang, eh wis nduwe gandengan. Wis kadung tak sawang, eh malah ninggal kenangan. (Udah terlanjur bilang sayang, eh udah punya gandengan. Udah terlanjur aku pandang, eh malah ninggalin kenangan)
- Ora perlu uneni selamat pagi lek ujung-ujung e kok uneni selamat tinggal. (Tidak perlu mengucapkan selamat pagi kalau ujung-ujungnya mengucapkan selamat tinggal)
- Aku ikhlas yen kowe dadi kagungane wong liya. (Aku sudah ikhlas kalau kamu jadi milik orang lain)
- Bukane ngadoh, aku mung njagani awakku dhewe ben ora gawe sak penake. (Bukannya menjauh, aku hanya menjaga diriku agar tidak kamu perlakukan seenaknya)
- Siji-loro-telu, pitu-wolu-songo. Cedak karo aku tapi kepiye carane dheweke karo wong liya? (Satu dua tiga, tujuh delapan sembilan. Dekatnya sama aku tapi kok malah jadiannya sama orang lain?)
- Rino utawa wengi aku tansah eling sliramu. (Siang atau malam aku selalu teringat kamu)
Wah, bagaimana kumpulan kata-kata galau tentang percintaan di atas? Terdengar menyentuh hati sekali ya, sangat cocok untuk kamu jadikan sebagai kalimat galau sekaligus kalimat sindiran di media sosial.
Kumpulan kata-kata sedih dalam bahasa Jawa tentang permasalahan pertemanan
Teman merupakan seseorang yang biasanya selalu ada untuk kita, apalagi di saat kita sedang memiliki masalah, teman merupakan orang kedua setelah orang tua yang berperan sebagai tempat curhat. Namun, apa jadinya jika kamu dan temanmu sedang bertengkar? Pastinya kamu merasa sangat sedih, bukan?
Berikut ini kumpulan kata-kata sedih yang bisa kamu pakai untuk mengeluarkan unek-unek serta kesedihan yang sedang yang kamu rasakan.
- Teko mung pas butuh wae. Emange aku toilet umum? (Datang pas butuhnya saja. Memangnya aku toilet umum?)
- Awake mati-matian ngewangi konco. Lah, koncone kita malah mati-matian mateni awake. (Kita mati-matian demi teman. Lah, temen kita malah mati-matian buat matiin kita)
- Kowe ngelih banget po? Nganti mangan omonganmu dewe. (Kamu lapar banget ya? Sampai-sampai makan omonganmu sendiri)
- Umpomo foto kowe ora editan, opo kowe ora bakal payu? (Semisal foto kau bukan editan, apa kau tidak akan laku?)
- Ora kabeh bakal seneng karo apa sing dewek lakoni ora papa, sing penting dewek niate apik lan nglakoni sing bener.(Tidak semua akan suka dengan apa yang kita lakukan, yang terpenting niat kita baik dan benar)
Ingin Merangkai Kalimat Sendiri? Perhatikan Tips Berikut Ini!
Apakah kata-kata di atas kurang cocok dengan masalah yang kamu alami? Atau bahkan saat ini kamu tertarik untuk merangkai kata-katanya dengan bahasamu sendiri? Berikut ini merupakan tips agar kamu bisa merangkai kalimat galau dalam bahasa Jawa.
Pelajari kosakatanya
Setiap bahasa pasti memiliki kosakata yang berbeda-beda. Nah, salah satu kunci agar kamu bisa merangkai kalimat galau yang menyentuh hati dalam bahasa Jawa adalah dengan mempelajari kosakata dalam bahasa Jawa.
Dengan mengetahui kosakatanya, maka kamu akan lebih mudah untuk merangkai kata-kata sedih yang menyayat hati setiap orang. Wah, pastinya makin terasa emosional sekali, bukan?
Pahami cara penulisan kata yang benar
Sama halnya seperti bahasa Indonesia yang normal dipakai oleh setiap masyarakat Indonesia. Cara penulisan kata yang benar merupakan kunci agar kalimatmu lebih mudah dibaca dan dipahami oleh orang lain.
Coba bayangkan bagaimana jika kalimat yang sudah kamu rangkai menggunakan penulisan yang tidak benar, bisa jadi cara penyampaiannya pun akan keliru. Maka dari itu, pelajari cara penulisan kata demi kata sebelum merangkai kalimatmu sendiri.
Mengetahui kata-kata yang dipakai sehari-hari
Dalam kehidupan sehari-hari, pastinya kita tidak selalu memakai bahasa yang formal bukan? Selain terkesan sangat serius, menggunakan kalimat yang formal juga terkesan tidak santai dan nampak kaku.
Jika kamu ingin merangkai kata-kata yang ditujukan untuk orang-orang terdekat dan bukan untuk acara yang resmi, sebaiknya gunakanlah kalimat yang biasanya dipakai sehari-hari.
Contohnya, seperti menggunakan kalimat gaul dalam bahasa Jawa. Dengan begitu, akan banyak orang lain yang mengira kamu pandai berbahasa Jawa.
Gunakan tambahan “dh” pada setiap kata yang pelafalannya mirip seperti kata dosa
Bahasa Jawa dan bahasa Indonesia memiliki beberapa perbedaan. Salah satunya dengan menambahkan huruf “dh” pada setiap kata yang berawalan huruf “d”. Pasti kamu pun sering menemui kalimat-kalimat seperti dhokar atau wedhi, bukan?
Penambahan kata “dh” juga bisa membedakan arti dari suatu kata yang hampir mirip. Contohnya, seperti kalimat “wedi” yang artinya takut dan “wedhi” yang artinya pasir atau “duduk” yang berarti bukan dan “dhudhuk” yang berarti menggali tanah.
Menggunakan huruf “i” meskipun pelafalannya “e”
Untuk beberapa kata dalam bahasa Jawa, sering dijumpai penulisan kata dengan huruf “e” hanya karena kata tersebut dibaca “e”. Contohnya, seperti bulik ditulis bulek.
Salah satu kata yang umum dan dianggap wajar, namun ternyata memiliki dua kesalahan sekaligus. Hal ini sering dijumpai pada huruf “d” yang seharusnya ditulis “dh” dan “e” yang seharusnya ditulis “i”.
Itulah beberapa kata-kata sedih bahasa Jawa dan artinya yang bisa kamu pakai dalam kehidupan sehari-hari agar perasaan sedihmu dapat diungkapkan tanpa terkesan berlebihan beserta tips merangkai kata sedih dalam bahasa Jawa.